AMSI : Organisasi yang Memperjuangkan Security

Leave a comment

FOTO : Heru Lianto

Menurut ketua AMSI, Azis Said, sebenarnya pendidikan security di Indonesia telah dilakukan sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang benar, dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand, yang hanya memberikan pendidikan security tiga hari lamanya.

Oleh: Heru Lianto

Satuan pengamanan adalah mitra Polri yang mengemban fungsi kepolisian sesuai UU Kepolisian No 2 Tahun 2002. Tanggung jawab security sangat besar di bandingkan dengan pekerjaan lainnya. Tugas security adalah menjaga ketertiban, memberikan keamanan dan kenyamanan serta pelayanan kepada karyawan, tamu dan masyarakat di lingkungan kerjanya.

Akan tetapi, Profesi security selama ini dianggap sebagai pekerjaan yang kurang diminati oleh para pencari kerja. Security dipandang sebelah mata oleh sebagian kalangan masyarakat. Citra security di masyarakat sebagai pekerjaan rendahan, pekerjaan yang tidak memiliki jenjang karir.

Oleh karena itu, Asosiasi Manager Security Indonesia (AMSI) yang dideklarasikan pada tanggal 9 Juli 2001 di Hotel Kartika Chandra Jakarta, oleh para Manager Security Perusahan terus memperjuangkan upaya-upayanya guna menciptakan profesi security menuju ke arah yang lebih profesional dan terus senantiasa berperan aktif dalam menciptakan keamanan dan ketertiban di lingkungan kerjanya.

Sebagai elemen penting dalam sebuah industri, peran yang strategis dalam pengembangan security di Indonesia, AMSI memiliki peran dalam pengembangan Security di Indonesia. Untuk itu, AMSI terus melakukan langkah dalam mempromosikan ke perusahaan-perusahaan agar securitinya diwajibkan mengikuti Basic Training Gada Pratama. Serta memberikan masukan kepada Mabes Polri guna merubah beberapa peraturan tentang security maupun perubahan kurikulum pendidikan security.

AMSI yang dikukuhkan dengan SKEP KAPOLRI No. 500/VI/2002 tertanggal 28 Juni 2002, selalu membantu Mabes Polri dalam mengawasi pelaksanaan peraturan security di lapangan. Menjalin hubungan baik dengan pemangku kepentingan bidang security baik ditingkat lokal maupun regional, seperti Polri, TNI, Media, DPR, dan Depnaker, sedangkan regional dengan Asean Professional Security Association (APSA), serta mengadakan benchmarking keluar negeri agar kita tahu kemajuan atau kebaikan security negara lain. More

Muslimin Akib : Meniti Karir Dari Nol

Leave a comment

FOTO : Heru Lianto

Walaupun dibesarkan dari keluarga petani, akhirnya dengan kemauan yang keras, ulet, tekun, dan rajin belajar, mengantarkan Dia menjadi seorang Kolenel Infanteri, dengan menjabat sebagai Komandan Brigif Linud 17 Kujang I Kostrad. Inilah figur dari seorang Muslimin Akib.

Oleh : Heru Lianto

Muslimin Akib berasal Sengkaeng, Sulawesi Selatan. Ia dilahirkan sebagai anak ke empat dari 8 bersaudara. Masa kecilnya dilalui dengan penuh perjuangan demi tercapai cita-cita dan keinginannya. Mulai dari mencangkul sawah, kerja di empang, berkebun kelapa dan cengkeh, sampai beternak ayam pun dilakoninya.

”Untuk mendapatkan uang jajan sekolah, Saya memanfaatkan waktu menjual minyak tanah di pasar. Terlebih lagi, pada acara 17 Agustus-an, waktu tersebut Saya gunakan untuk menjual permen, rasanya itu sangat menyenangkan bisa menghasilkan uang jajan sendiri, dan bisa membeli kaos yang bertuliskan Gembel (Gemar Belajar ), ”Ucap Akib mengenang masa kecilnya.

Pria kelahiran 19 Januari 1960 ini . Sebelumnya, tidak tertarik untuk menjadi seorang tentara. Namun, nasib berkata lain kepada-nya. Ketika Ia menginjak bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas satu di Belopa, Sulsel. Informasi mengenai tentang daya tarik AKABRI (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) datang dari teman-temannya. Dari sinilah kemudian timbul niat Akib untuk mempersiapkan diri menjadi seorang tentara.

Di Tahun 1981, anak dari putra Halidi ini akhirnya dinyatakan lulus ketika mengikuti seleksi Calon Taruna (Catar), di Makasar. Dukungan dari Kakak dan orang tuanya pun datang agar Ia bersemangat dalam menempuh pendidikan tersebut.

”Disini ada kesan yang tidak pernah Saya lupakan. Di Stadion Panca Arga,pada waktu dikumpalkan semua Catar, nama Saya dipanggil pertama. Saya Pikir, nama yang disebut itu adalah orang yang tidak lulus. Tetapi ternyata sebaliknya, Saya termasuk salah satu orang yang lulus. Padahal sebelumnya, Saya sudah di antar oleh Provost ke truk waktu itu. Nah, Sayapun ikut bingung dipertengahan jalan, karena saya tidak tahu Jawa. Yang saya pikir ketika berada di truk tersebut, bagaimana saya bisa sampai ke Makasar. Eh, ternyata truk itu kembali lagi masuk lewat pintu belakang” Ujarnya, menceritakan selama Ia menempuh pendidikan di Magelang.

Pada Tahun 1985, Akib pun secara sempurna menyelesaikan pendidikannya selama 4 Tahun, dengan pangkat Letda sesuai Skep Kasad. Di saat itu pula, Akib langsung menyempatkan diri untuk bersujud syukur kepada tuhan yang maha esa, serta mengirimkan doa kepada kedua orang tuanya. More

Dulmatin Lenyap, Amankah Indonesia?

Leave a comment

Lenyapnya Dulmatin terkena peluru panas oleh Densus 88 tentu saja harus dianggap sebagai sukses operasi polisi, meskipun banyak dipertanyai. Pertanyaannya adalah mengapa pentolan jaringan Jamaah Islamiyah sehebat Dumatin tidak ditangkap hidup-hidup?

Oleh : Heru Lianto

Memang tidak semua pentolan teror bom di Indonesia tewas dalam penyergapan seperti Noordin M Top dan Dr. Azhari . Misalnya Ainul Bahri alias Abu Dujana, namanya dikantongi polisi selepas ledakan Bom di Hotel JW Marriot, Agustus 2003. Sebagai Sekretaris Komando Pusat Jamaah Islamiyah, Abu Dujana dituduh bertemu Noordin M Top dan Dr Azhari, dua bulan sebelum ledakan. Pertemuan pertama dilakukan di Bandung beberapa hari setelah ledakan.

Abu Dujana juga terkait dengan teror bom di depan kedutaan Australia, September 2004, yang menewaskan 11 orang tak berdosa. Dia pula yang dianggap menitipkan Noordin dan Dr. Azhari saat pelarian mereka berbagai rumah aman dalam jaringan kelompok Jamaah Islamiyah di Pulau Jawa. Abu Dujana masuk jaringan dalam mondok di pesantren Lukmanul Hakim, Johor, Malaysia, tahun 1991. Dia adalah murid Muchlas.

Lalu bagaimana gurunya? Abu Dujana adalah veteran perang Afganistan. Dia menguasai teknik senjata api ringan, perakitan bom, dan taktik perang. Bahkan, Abu Dujana termasuk lulusan terbaik angkatan Ketujuh Akademi Militer di Afganistan. Namun saat dibekuk pada Juni 2007, Abu Dujana nyaris tidak melawan. Polisi mencegat dan menembak paha kiri Abu Dujana saat dia bersama istri dan bayinya hendak menuju tempat pemilihan kepala desa di Kebarongan, kecamatan Kemranjen, Jawa Tengah. Abu Dujana divonis 15 tahun penjara atas penyimpanan senjata dan bahan peledak serta perannya membantu dan menyembunyikan pelaku teror.

Selain Abu Dujana, pelaku teroris yang di tangkap hidup-hidup adalah Hambali. Tapi penangkapnya bukan polisi kita, tapi agen intelijen Amerika Serikat, CIA. Hambali alias Nurjaman alias Ridwan Isamuddin berangkat dari kampung, Cianjur, Jawa Barat. Dia di ringkus di apartemen di pusat Kota Ayutthaya sekitar 80 kilometer di utara Bangkok, Thailand, 12 Juni 2003. Hambali memang burunon internasional, dia bukan semata memberi perintah serangkain teror bom di Indonesia sejak tahun 2000, tapi juga serangan yang berskala dunia. Mulai dari Manila, Filiphina, hingga New York, AS. More

We Will Not Go Down.

Leave a comment

A blinding flash of white light
Lit up the sky over Gaza tonight
People running for cover
Not knowing whether they’re dead or alive

They came with their tanks and their planes
With ravaging fiery flames
And nothing remains
Just a voice rising up in the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

Women and children alike
Murdered and massacred night after night
While the so-called leaders of countries afar
Debated on who’s wrong or right

But their powerless words were in vain
And the bombs fell down like acid rain
But through the tears and the blood and the pain
You can still hear that voice through the smoky haze More

Saya, Ariel Peter Pan dan Video Mesum Itu

Leave a comment

FOTO : FB Ariel

Namun, belum saja Ariel PeterPan menjawab pertanyaan saya yang terakhir kali. Kapan dirinya akan memberikan keterangan ke publik tentang benar atau tidaknya video mesum itu dan kapan dirinya memenuhi panggilan ke Kepolisian. Tiba-tiba botol yakult melayang mengenai jidat saya. PLETOK!

Oleh : Heru Lianto

AKIBAT hujan deras yang terus turun di Jakarta membuat sejumlah jalan tergenang air dan menyebabkan kemacetan. Tak terkecuali, di Jalan Da’an Mogot, Jakarta Barat ketika saya hendak membuat SIM C baru saya yang telah lama hilang. Di mana mobil, motor dan kendaraan roda empat besar pun mengeluarkan klakson untuk saling berebutan dan mendahului kendaraan satu dengan yang lainnya. Tidak hanya itu, kemacetan di sepanjang jalan itu juga membuat saya sesak nafas akibat polusi kendaraan yang mengeluarkan asap hitam.

Tentu saja hal tersebut membuat saya jenuh dan ingin mencari tempat beristirahat sejenak. Namun tak lama kemudian, jarak beberapa meter dari kemacetan saya pun akhirnya menemukan sebuah warung kecil yang terletak di samping Hotel mewah. Ada yang membuat saya tertarik hingga mampir ke warung beratapkan seng itu. Selain aroma masakannya yang tercium bau sedap, penjual di warung itu juga begitu cantik dengan bentuk tubuhnya yang terbilang seksi. Yup, ternyata sosok wanita dengan mengenakan baju kebaya dan berperilaku ramah itu bernama Ibu Wulan.

“Maaf Mas, pesan?” ujarnya kepada saya

“Satu Cappuccino hangat dan roti bakar,” jawab saya

“Hanya itu, tidak ada yang lainnya?” ucapnya lagi

“Ya, hanya itu,” balas saya menjawab

Kemudian saya mencari tempat duduk. Di situ terlihat ada beberapa orang yang sedang asiknya menikmati masakan Ibu Wulan dengan lahap. Dan sesambil menunggu Ibu Wulan menyajikan hidangan yang saya pesan. Saya pun lantas mengeluarkan laptop dan kamera guna memindahkan foto-foto ke folder laptop yang masih tersimpan di memory card kamera saya.

Lalu selang beberapa menit setelah saya selesai memindahkannya dan ingin memasukkan laptop saya ke tas ransel, tiba-tiba saya dikagetkan dengan sosok pria berciri-ciri ; tinggi kurang lebih 170 cm, berambut hitam kelam, berhidung mancung, bermata sipit, berbaju kaos ketat, ber jam tangan dan memakai aksesoris gelang hitam.

Saya kaget bukan kepalang melihat dia dari ujung kaki sampai ujung rambut. Dalam benak hati saya, bukankah orang ini adalah Ariel PaterPan yang digosipkan telah membuat adegan mesum? Selain itu, bukankah orang ini adalah orang yang sedang dikejar dan diburu oleh para kuli tinta serta disuruh menghadap ke Kepolisian?

Kunaon Kang, salira reu ku abdi ?” ujarnya dengan senyum kepada saya dengan bahasa daerah Sunda More

Jumadi: Tak Ada Manusia yang Sempurna

Leave a comment

FOTO :

Nggak perlu terkejut, bila Anda melintasi Jalan TB Simatupang, dari arah Pasar Rebo menuju arah Pasar Minggu. Apalagi bagi Anda yang sering mengunjungi pusat perbelanjaan Mall Cijantung dari arah Jalan Raya Condet. Pasalnya, mata Anda pasti akan tertuju kepada lelaki bertubuh kecil yang sedang mengatur lalu lintas. Dengan bermodalkan pluit dan kelincahan tangannya, manusia pendek itu terus bekerja mengatur lalin. Dan, dia pun tidak peduli dengan panas dan hujan yang mengenai kepalanya.

Yah, Dia adalah Jumadi (55 thn) –panggilan akrabnya. Kakek yang kini memiliki dua anak dan satu cucu ini pun menceritakan awal kedatangannya ke Jakarta. Menurutnya, dia datang pertama kali ke Jakarta pada masa pemerintahan orde baru.”Saya datang kesini (Jakarta, red) pada zaman era soeharto. Saya bekerja menjadi pengupas bawang di Pasar Induk, Kramat Jati. Setelah itu saya juga pernah bekarja menjual kantong kresek (plastik) di pasar,” kenangnya.

Namun, karena tidak mencukupi kebutuhan dapur anak-anak dan cucunya. Dia pun beralih profesi sebagai pengatur lalu lintas di Jalan Raya tersebut.”Lumayan, dengan bekerja (pengatur lalin) seperti ini, dari pagi sampai sore.Saya bisa mendapatkan rizki antara Rp 60 ribu sampai Rp 100 ribu,”katanya dengan bangga. More

Perjuangan Kebebasan Pers dari Belenggu Pemegang Modal dan Pemerintah

Leave a comment

Dan tentu saja hal ini sangat langka bagi seorang jurnalis yang bekerja untuk menyampaikan sikap publik dan menuduh bos media gagal untuk melayani kepentingan umum

Oleh : Heru Lianto

Kebanyakan para wartawan enggan mengkritisi para pemegang saham media karena secara tidak langsung mereka adalah orang yang memberikan makan mereka atau hanya percaya bahwa mengeluh itu tidak akan ada gunanya.

Tapi tidak bagi Edward R. Murrow, wartawan senior paling terkemuka di Amerika pada zamannya. Di mana dalam pidatonya pada tahun 1958, di beberapa Radio dan Televisi berita, ia secara tegas berani menuduh para direksi asosiasi industri media yang menempatkan keuntungan sebelum kepentingan publik dengan mempromosikan “dekadensi, pelarian dan isolasi dari realitas dunia di mana kita hidup.”

Di Rusia, Murrow terkenal dalam sebuah pidatonya, yakni ” pidato ini mungkin tidak ada ada gunanya”, yang akhirnya justru membuat aspirasi kontroversi dalam pidatonya itu malah mempercepat pemecatannya dari kantor berita CBS News, dan ia pun gagal untuk membendung hiburan dan berita yang tak berimbang bagi kepentingan publik.

Namun dalam pidatonya itu, para bos media tidak  peduli sama sekali dengan semua apa yang dikatakannya dan menganggap pernyataan Murrow hanyalah “sapi ompong”, serta lebih mengedepankan kepentingan komersial.

Kebanyakan orang Amerika tidak sadar bahwa setengah abad kemudian, Murrow kembali muncul di beberapa televisi Rusia, sikapnya yang kritis mengkritik media Rusia, telah menghancurkan kredibilitas televisi Rusia. More